PENGELOLAAN KURIKULUM
Diajukan untuk memenuhi tugas Pengelolaan Pendidikan
Disusun Oleh :
Amalia Fitriyani
(2280150012)
Madadina Dwi
Andini (2280150014)
Hilda Nurwiyati (2280150030)
Kissi Marwanti (2280150034)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG-BANTEN
KATA PENGANTAR
Pertama dan yang utama, penulis
memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT. karena berkat rahmat dan
karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan Makalah ini yang bejudul “
Pengelolaan, Pengertian Pengelolaan serta Tahapan Pengelolaan Kurikulum”
sesuai waktu yang telah di tentukan.
Penulis juga sangat berterima kasih kepada Ibu Dina Rahmi Darman M.Pd yang
telah membimbing kami dalam membuat makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan dan
ilmu pengetahuan khususnya bagi penyusun umum bagi pembaca.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengelolaan Pendidikan.Tiada gading yang tak retak. Dari peribahasa itu, penulis menyadari makalah ini bukanlah karya yang sempurna, karena makalah ini memiliki banyak kekurangan baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisan. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan lmakalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengelolaan Pendidikan.Tiada gading yang tak retak. Dari peribahasa itu, penulis menyadari makalah ini bukanlah karya yang sempurna, karena makalah ini memiliki banyak kekurangan baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisan. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan lmakalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.
Serang , Maret 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER DEPAN
KATA
PENGANTAR.............................................................................................
ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan
Masalah.................................................................................2
1.3 Tujuan...................................................................................................2
1.4 Manfaat.................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Pengelolaan............................................................................3
2.2 Definisi
Kurikulum..............................................................................3
2.3 Definisi
Pengelolaan Kurikulum.........................................................4
2.4 Fungsi
Pengelolaan Kurikulum...........................................................4
2.5 Tahap
Pengelolaan Kurikulum............................................................5
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan.......................................................................................10
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengelolaan dan kurikulum dua hal yang
berbeda. Pengelolaan merupakan upaya menata sumber daya agar organisasi
terwujud secara produktif. Sedangkan kurikulum berkaitan dengan sesuatu yang
dijadikan pedoman dalam segala kegiatan pendidikan yang dilakukan, termasuk
kegiatan kegiatan belajar mengajar di kelas. Karena itu, pengelolaan merupakan
kegiatan engineering yaitu kegiatan to produce, to implement and to appraise
the effectiveness of the curriculum.
Kurikulum yang dibuat oleh Pemerintah Pusat adalah kurikulum standar yang berlaku secara nasional. Padahal kondisi sekolah pada umumnya sangat beragam. Oleh karena itu, dalam implementasinya, sekolah dapat mengembangkan (memperdalam, memperkaya, dan memodifikasi), namun tidak boleh mengurangi isi kurikulum yang berlaku secara nasional. Sekolah dibolehkan memperdalam kurikulum, artinya, apa yang diajarkan boleh dipertajam dengan aplikasi yang bervariasi. Sekolah juga dibolehkan memperkaya apa yang diajarkan, artinya apa yang diajarkan boleh diperluas dari yang harus, dan seharusnya, dan yang dapat diajarkan. Demikian juga, sekolah dibolehkan memodifikasi kurikulum, artinya apa yang diajarkan boleh dikembangkan agar lebih kontekstual dan selaras dengan karakteristik peserta didik.
Kurikulum yang dibuat oleh Pemerintah Pusat adalah kurikulum standar yang berlaku secara nasional. Padahal kondisi sekolah pada umumnya sangat beragam. Oleh karena itu, dalam implementasinya, sekolah dapat mengembangkan (memperdalam, memperkaya, dan memodifikasi), namun tidak boleh mengurangi isi kurikulum yang berlaku secara nasional. Sekolah dibolehkan memperdalam kurikulum, artinya, apa yang diajarkan boleh dipertajam dengan aplikasi yang bervariasi. Sekolah juga dibolehkan memperkaya apa yang diajarkan, artinya apa yang diajarkan boleh diperluas dari yang harus, dan seharusnya, dan yang dapat diajarkan. Demikian juga, sekolah dibolehkan memodifikasi kurikulum, artinya apa yang diajarkan boleh dikembangkan agar lebih kontekstual dan selaras dengan karakteristik peserta didik.
Pengelolaan Kurikulum harus diarahkan agar proses
pembelajaran berjalan dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh
siswa. Jadi bagaimana strateginya agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Kurikulum
memegang peran penting bagi keberhasilansebuah pendidikan bagi siswa. Kurikulum
adalah program dan isi dari suatu sistem pendidikan yang berupaya melaksanakan
proses akumulasi pengetahuan antar generasi dalam msyarakat. Oleh karena itu
kurikulum perlu dikelola agar para pelajar tetap dapat menggapai
keberhasilannya
1.2
Rumusan masalah
· Apa
yang dimaksud dengan pengelolaan kurikulum?
· Apa
saja tahapan-tahapan dalam pengelolaan kurikulum?
1.3
Tujuan
Tujuan
dari makalah ini yaitu untuk mengetahui
pengertian dari pengelolaan kurikulum serta mengetahui tahapan-tahapan
dalam pengelolaan kurikulum.
1.4
Manfaat
Mafaat bagi penulis yaitu penulis dapat menambah
pengetahuan dalam bidang pengelolaan kurikulum serta bagi para pembaca dapat
menambah ilmu pengetahuan serta dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Pengelolaan
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Kata Pengelolaan, mempunyai 4 pengertian, yaitu
a)
Pengelolaan adalah proses, cara,
perbuatan mengelola;
b)
Pengelolaan adalah proses melakukan kegiatan
tertentu dengan menggerakkan tenaga orang lain;
c)
Pengelolaan adalah proses yang membantu
mermuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi;
d)
Pengelolaan adalah proses yang memberikan
pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan
pencapaian tujuan.
Menurut
Prajudi Atmosudirjo, 1982 Pengelolaan adalah kegiatan pemanfaatan dan
pengendalian atas semua
2.2 Definisi Kurikulum
Secara etimologis,
kurikulum berasal dari kata dalam Bahasa Latin ”curir” yang artinya pelari, dan ”curere” yang artinya
”tempat berlari”. Pengertian awal kurikulum adalah suatu jarak yang harus
ditempuh oleh pelari mulai dari garis start sampai dengan finish. Dengan
demikian, istilah kurikulum pada awalnya berasal dari dunia olah raga pada
zaman Romawi kuno di Yunani, dan kemudian diadopsi ke dalam dunia pendidikan.
Pengertian
tersebut kemudian digunakan dalam dunia pendidikan, dengan pengertian sebagai
rencana dan pengaturan tentang sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari
peserta didik dalam menempuh pendidikan di lembaga pendidikan
a. Kurikulum
menurut UU no 20 tahun 2003
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan,isi, dan bahan pembelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional.
b. Kurikulum
menurut nana sudjana
Kurikulum diartikan sebagai program dan
pengalaman belajar serta hasil hasil belajar yang diharpakn, yang
diformulasikan melalui pengetahuan dan kegiatan yang disusun secara sistematis,
diberikan kepada peserta didik dibawah tanggung jawab sekolah untuk pertumbuhan
atau perkembangan pribadi dan kompetensi sosial peserta didik.
c. Kurikulum
menurut murray print
Kurikulum adalah sebuah ruang
pembelajaran yang terencana, yang diberikan secara langsung kepada siswa oleh
sebuah lembaga pendidikan dan pengalaman yang dapat dinikmati oleh semua siswa
pada saat kurikulum diterapkan
2.3 Definisi
Pengelolaan Kurikulum
Pengelolaan kurikulum adalah sebuah
proses menjalankan atau suatu sistem
menata kurikulum yang kooperatif, komprehensif, dan sistematik untuk mengacu
ketercapaian tujuan kurikulum yang sudah dirumuskan
2.4 Fungsi Pengelolaan
Kurikulum
1. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan
sumber daya kurikulum, pemberdayaan sumber maupun
komponen kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana dan
efektif.
2.
Meningkatkan
keadilan (equity) dan kesempatan pada siswa untuk mencapai hasil yang maksimal, kemampuan
yang maksimal dapat dicapai peserta didik tidak hanya melalui kegiatan
intrakurikuler, tetapi juga perlu melalui kegiatan ekstra dan kokurikuler yang
dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan kurikulum.
3.
Meningkatkan
relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik
maupun lingkungan sekitar peserta didik, kurikulum
yang dikelola secara efektif dapat memberikan kesempatan dan hasil yang relevan
dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar.
4.
Meningkatkan
efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran, dengan pengelolaan kurikulum yang profesional,
efektif dan terpadu dapat memberikan motivasi pada kinerja guru maupun
aktivitas siswa dalam belajar.
5.
Meningkatkan
efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, proses pembelajaran
selalu dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara desain yang telah
direncanakan dengan pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian ketidaksesuaian
antara desain dengan implementasi dapat dihindarkan. Di samping itu, guru
maupun siswa selalu termotivasi untuk melaksanakan pembelajaran yang efektif
dan efisien, karena adanya dukungan kondisi positif yang diciptakan dalam
kegiatan pengelolaan kurikulum.
6.
Meningkatkan
partisipasi masyarakat untuk membantu mengembangkan kurikulum, kurikulum
yang dikelola secara profesional akan melibatkan masyarakat khususnya dalam
mengisi bahan ajar atau sumber belajar perlu disesuaikan dengan cirri khas dan
kebutuhan pembangunan daerah setempat.
Tujuan pengelolaan kurikulum agar
kegiatan dalam pendidikan dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang dimaksudkan
dalam kegiatan pembelajaran secara menyeluruh.
2.5 Tahap Pengelolaan
Kurikulum
Tahap
pelaksanaan kurikulum disekolah meiputi :
a. Tahap
perencanaan
GBPP
merupakan produk dari perencanaan kurikulum yang dijadikan panduan bagi
penyelenggara pendidikan di tingkat sekolah. Pada tingkat persekolahan
perencanaan kurikulum dimulai dari kajian terhadap GBPP yang dirinci kedalam
rencana rencana pembelajaran.
Pada
tahap ini kurikulum dijabarkan sampai menjadi rencana pengajaran (RP). Untuk
itu perlu dilakukan tahapan sebagai berikut :
1. Menjabarkan
GBPP menjadi analisi mata pelajaran (AMP). Yang paling pokok esensial atau
biasanya yang sukar dipahami oleh siswa. Pokok bahasan semacam ini
diprioritaskan untuk dibahas secara tatap muka kelas/laboratorium. Pokok
bahasan yang kurang esensial atau mudah dipahami oleh siswa dapat dijadikan
tugas/pekerjaan rumah.
2. berdasarkan
kalender pendidikan dari dinas pendidikan, sekolah harus menghitung hari kerja
efektif dan jam plajaran efektif untuk setiap mata pelajaran, memperhitungkan
hari libur, hari untuk ulangan dan hari hari tidak efektif.
3. menyusun
program tahunan (PROTA). Dalam mengisi prota yang penting adalah membandingkan
jumlah jam efektif dengan alokasi waktu tatap muka, maka harus dirancang
tambahan jam pelajaran atau pokok bahasan yang dijadikan tugas/ pekerjaan
rumah. Dengan demikian sejak awal telah diketahui akan adanya jam pelajaran
tambahan atau pokok bahasan esensial, tetapi diberikan sebagai tugas/ pekerjaan
rumah.
4. menyusun
program catur wulan (PROCA). Sebenarnya penyusunan PROCA tidak jauh berbeda
dengan penyusunan PROTA. Yang pokok untuk diperhatikan, pada PROCA sudah harus
semakin jelas bagaimana pokok bahasan dalam satu catur wulan diselesaikan,
termasuk kapan akan diajarkan, baik melalui kegiatan tatap muka maupun tugas
pekerjaan rumah.
5. program
satuan pelajaran (PSP). dalam menyusun PSP guru sudah memasukkan secara jelas
kegiatan untuk setiap sub pokok bahasan, termasuk bagaimana tes formatif
dilakuakn untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran.
6. rencana pengajaran (RP). RP merupakan rincian
PSP untuk satu kali tatap muka. Yang penting pada RP harus terdapat catatan
kemajuan siswa setelah mengikuti pelajaran. Catatan tersebut dipakai sebagai dasar
melaksanakan RP berikutnya
Mengingat pentingnya AMP, Prota, Proca,
PSP dan RP sebagai panduan kegiatan belajar mengajar, maka kepala sekolah
perlu, memberikan perhatian, bantuan dalam penyusunannya termasuk memeriksa
hasilnya. Kepala sekolah tidak sekedar menandatangani apa yang telah disusun
oleh guru, tetapi juga memantau sejak proses penyusunan, membetulkan yang
kelirudan member bantuan jika guru mengalami kesulitan. Dengan cara itu
diharapkan akan dihasilkan AMP, Prota, Proca, dan RP yang benar-benar merupakan
panduan pelaksaan pembelajaran.
Penyusunan AMP sampai dengan RP tidak
harus dikerjakan seorang diri oleh guru. Sebaliknya disusun bersama oleh
beberapa orang guru bidang studi sejenis dalam MGMP
b. Tahap
pengorganisasian dan koordinasi
Pada
tahap ini, kepala sekolah mengatur pembagian tugas mengajar, penyusunan jadwal
pelajaran dan jadwal kegiatan ekstrakurikuler. sebagai berikut:
1. Pembagian
tugas mengajar dan tugas lain perlu dilakukan secara merata, sesuai dengan
bidang keahlian dan minat guru. Diupayakan setiap guru memperoleh jam tugas
sesuai dengan beban tugas minimal. Pemerataan beban tugas akan menumbuhkan rasa
kebersamaan. Pemberian tugas yang sesuai dengan keahlian dan minat akan
meningkatkan motivasi kerja guru. Memperoleh tugas sesuai dengan bebean minimal
akan membuat guru merasa aman dan dapat naik pangkat dengan tepat waktu.
2. Penyusunan
jadwal pelajaran diupayakan agar guru mengajar maksimal 5 hari/ minggu,
sehingga ada 1 hari tidak mengajar untuk pertemuan MGMP. Setiap hari sebaiknya
guru tidak mengajar lebih dari 6 jam, sehingga ada waktu istirahat.
3. Penyusunan
jadwal pola kegiatan perbaikan dan pengayaan secara normal setiap mata
pelajaran akan memerlukan kegiatan perbaikan bagi siswa yang belum tuntas
penugasan terhadap bahan ajar. Oleh karena itu, ketika menyusun jadwal
pelajaran sudah harus dialokasikan waktu untuk kegiatan perbaikan bagi siswa
yang belum tunatas dan pengayaan bagi yang sudah tuntas.
4. Penyusunan
jadwal kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrskurikuler perlu difokuskan
untuk mendukung kegiatan kurikulerdan kegiatan lain yang mengarah, pada
pembentukan keimanan/ketakwaan, kepribadian, dan kepemimpinan dengan
keterampilan tertentu. Setiap awal cawu kegiatan ekstrakurikuler sudah harus
disusun bersamaan dengan penyusunan jadwal pelajaran
5. Penyusunan
jadwal penyegaran guru. Guru secara periodik perlu mendapatkan penyegaran
tentang perkembangan iptek maupun metode mengajar. Penyegaran perlu
dijadwalkan, dengan memanfaatkan waktu-waktu libur sekolah.
c. Tahap
pelaksanaan
Tugas
utama kepala sekolah adalah melakukan supervese, dengan tujuan untuk membantu
guru menemukan dan mengatasi kesulitan yang dihadapi. Dengan cara itu guru akan
merasa didampingin pimpinan, sehingga akan meningkatkan semangat kerjanya.
d. Tahap
pengendalian
Pada
tahap ini, paling tidak ada dua aspek yang perlu siperhatikan, yaitu:
1. Jenis
evaluasi dikaitkan dengan tujuannya
2. Pemanfaatan
hasil evaluasi
a) Kepala
Sekolah perlu mengingatkan guru bahwa evaluasi memiliki tujuan ganda, yaitu
untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran khusus (TPK) dan mengetahui
kesuliatan siswa. Untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran guru dapat
menggunakan berbagai alat penilaian yang sesuai, sedangkan untuk mengetahui
kesulitan siswa. Untuk mengetshui ketercapaian tujuan pembelajaran guru dapat
menggunakan berbagai alat penilaian yang sesuai, sedangkan untuk mengetahui
kesulitan siswa menggunakan tes diagnostik
b) Hasil
evaluasi harus benar-benar dimanfaatkan guru untuk memperbaiki kegiatan
pembelajaran. Untuk itu kepala sekolah harus selalu mengingatkan guru, jika
siswa belum menguasai bahan ajar yang esensial perlu dilakukan perbaikan.
c) Siswa
yang mengalami kesulitan perlu dicarikan jalan, misalnya dibentuk kelompok
belajar. Perlu juga dicoba model pembelajaran kooperatif, sehingga siswa yang
kurang pandai terbantu olrh yang lebih pandai.
d) Mengingat
pentingnya evaluasi, maka perlu dirancang sejak awal. Untuk itu kepala sekolah
perlu mengarahkan guruuntuk menyusun kisi-kisi evaluasi, menyusun butir soal
dan kemudian menelaah (memvalidasi), sampai dihasilkan perangkat soal yang
baik, serta cara penskorannya.
Penyusunan
soal semacam itu sebaiknya tidak dilakukan oleh guru sendiri-sendiri, tetapi
dilakukan oleh beberapa guru bidang studi sejenis atau oleh MGMP, mengarah pada
soal standar.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa :
1 Pengelolaan
kurikulum adalah sebuah proses menjalankan atau suatu sistem menata kurikulum yang kooperatif,
komprehensif, dan sistematik untuk mengacu ketercapaian tujuan kurikulum yang
sudah dirumuskan
2 Ada
empat tahap pengelolaan kurikulum diantaranya
b) Tahap
pengorganisasian dan koordinasi
c) Tahap
pelaksanaan
d) Tahap
pengendalian
DAFTAR PUSTAKA
Sukiman.
2005. Pengembangan kurikulum perguruan tinggi. Bandung : remaja rosdakarya.
Oemar
hamalik. 2007. Dasar dasar pengembangan kurikulum. Bandung : remaja rosdakarya.
Jurnal
pengelolaan kurikulum
http : //
KBBI.web.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar