Essay Motivasi
Satu
Tancapan Bendera di Puncak Tertinggi
Ada
sebuah kutipan yang ingin saya lukiskan dengan sebuah kisah. Saya tuliskan
untuk masyarakat Jurusan Pendidikan Fisika khususnya, dan umumnya bagi
masyarakat Indonesia, Tanah Air saya, Ranah Pengabdian saya selanjutnya. Mari
sejenak kita menundukan kepala, memahami setiap siratan yang terkandung di
dalamnya, serta memohon kepada Tuhan yang maha esa agar diberikan pemahaman dan
kesadaran untuk melangkah lebih jauh demi terciptanya perubahan yang
sesungguhnya.
Kisah
itu dimulai ketika seorang anak muda berusia 17 tahun, menyudahi masa tahanannya
di Penjara Pendidikan yahhh itulah
sebutan yang biasa ia lontarkan kepada sekolah asalnya. Bimbang dan ragu
merupakan suatu aliran yang ia rasakan didalam tubuhnya. Pasalnya, Dia telah
mengetahui bahwa suatu zaman tidak akan pernah konstan, akan selalu ada
perubahan baik kecil maupun besar. Namun pengetahuannya mengenai zaman itu,
tidaklah berbanding lurus dengan pengetahuannya terhadap benih potensi apa yang
terselip dalam dirinya. Dia memiliki kaki namun entah harus melangkah kemana, dia memiliki tangan
namun entah harus menggenggam apa, dia pun memiliki kedua belah mata namun
sekali lagi, entah harus difokuskan ke arah mana.
Nyatanya,
Tuhan tidaklah buta, bisu dan tuli. Dia merasa iba terhadap anak muda itu, lalu
membisikan suatu pilihan melalui angin yang berhembus menepis belahan keluarga
anak muda tersebut. Singkat cerita, masuklah ia ke sebuah Universitas di Banten
sebagai seorang pengguna otak kiri yang merujuk kepada suatu kepastian yang
tidak bisa diganggu gugat lagi kebenarannya.
Mungkin sebutan itu terlalu panjang, sulit memang dalam mencari sebutan
yang pantas.
Setahun
ia lalui pendidikan di Universitas bahkan lebih spesifiknya di Jurusan
Pendidikan Fisika, dia mulai mengkritisi berbagai aspek baik individual maupun
sosial. Pola pikirnya mulai menggila (ungkapan yang temannya lontarkan). Anak
muda itu mewajarkan apa yang temannya ungkapkan. Pasalnya, ia merasa bahwa
jenjang pendidikan yang ia lalui sekarang hanyalah sebagai cover, sedang isinya
berbeda. Hal ini memang jauh melenceng keluar dari ekspektasi orang rumah namun apalah daya ketika Cristiano Ronaldo sudah melesatkan
tendangan ke pojok gawang lawan siap yang bisa menahannya.. (hanya gambaran
hehe).
Meski
segala hal yang ia lihat dan tulis sangatlah berbeda dengan apa yang
dipikirkannya, ia tetap berusaha menyelaraskan
keduanya. Artinya, semua angka dan huruf harus bisa bersatu dalam
dirinya sehingga dapat mencetak pribadi yang fleksibel, merujuk kepada prinsip
pegas yang bersifat lentur namun memiliki batas maksimal dalam menerima
keadaan.
“Untuk
mencapai satu pulau dari pulau yang lain, tentulah seseorang membutuhkan
alternatif” Billi Arif Hidayat (KUMALA), ungkapan itu ia camkan baik-baik dalam
benaknya. Ia jadikan apapun yang terdapat dalam jenjang pendidikannya sekarang
sebagai tolak ukur dan jembatan menuju kesuksesan yang dia idam-idamkan. Dan
disini lah Anak muda itu menemukan sebuah organisasi yang bisa ia jadikan
terapan atas segala hal yang ada dalam pikirannya, Lembaga Sosial Otonom
Pendidikan Fisika atau lebih enak dia sebut HIMAFI (Himpunan Mahasiswa
Pendidikan Fisika). Anak muda itu berharap keikusertaannya dalam LSO Pendidikan
Fisika dapat membawa angin segar baik bagi dirinya maupun Lembaga itu sendiri.
Didalam
Organisasi ini dia belajar segala hal yang ia tidak dapatkan di kelas untuk
diselaraskan dengan pola pikirnya. Dia selalu ingin menciptakan perubahan,
namun dia enggan untuk menjadi sentral utama. Dia lebih memilih untuk
menempatkan jasadnya dibelakang, sedang pemikirannya meluncur bebas lepas tanpa
batas. Dia ingin meraih masa yang gemilang bersama HIMAFI, menjadikannya Macan Himpunan se-universitas dimana ia
bernaung. Hal itu tentulah sulit karena setiap jasad memiliki isi kepala yang
berbeda. Namun dia tetap yakin, bahwa akan ada waktu dimana bendera HIMAFI akan
mampu berkibar di puncak gunung Everest sebagai analogi kejayaan dan kegemilangan
yang dicapai.
Para
pembaca yang saya hormati... Anak muda itu adalah saya, Syamsul Hidayat. Perlu
kalian sadari bahwa memuncaknya kualitas suatu himpunan akan berpengaruh baik
bahkan berpengaruh besar terhadap lembaga yang menaunginya. Jangan timbun
kepentingan organisasi dengan keegoisan diri pribadi. Pengorbanan itu tidaklah
harus selalu yang bernilai tinggi, bahkan kenyataannya justru pengorbanan kecil
lah yang biasanya banyak memberikan kesan nan indah. Mari kita bahu membahu,
bersama sama mengangkat keorganisasian kita. Tancapkan bendera HIMAFI di puncak
gunung tertingi. Kepalkan tangan lalu letakan di dada dan ucapkan INILAH KAMI,
HIMAFI SEJATI !
Sebelum
mengakhiri kutipan ini, saya pun mempunyai sedikit goresan tinta untuk adik-adik kelas saya atau seluruh bibit HIMAFI.
“Bangkitlah kalian ! Jadilah
generasi pelurus dan jangan pernah sekali-kali berkeinginan tuk menjadi
generasi penerus ! Perbaiki semua kekurangan bahkan kesalahan kami !”
Sekian
dan terima kasih...
Author
: Syamsul Hidayat
Baccarat | The Grueling Truth - WORRione.com
BalasHapusIf you're looking for a fun 메리트카지노 way to learn the 바카라 사이트 rules of Baccarat, Baccarat is the 바카라 game you're most interested in. It's a very easy, fun and exciting game